Konsep Pasar Tangguh Tekankan Perubahan Budaya Cara Berbelanja

Konsep Pasar Tangguh Tekankan Perubahan Budaya Berbelanja
(Penerapan one way merupakan salah satu konsep Pasar Tangguh agar pengunjung yang datang dan pergi ke pasar tetap dapat menjaga jarak dan tidak saling berpapasan. Foto : Ist)
Rolasnews.com – Penataan dengan konsep Pasar Tangguh terus dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Selain mewajibkan pedagang dan pengunjung memakai masker, pengecekan suhu badan, cara transaksi jual beli, juga penerapan one way (keluar masuk pasar satu arah). Semuanya itu bermuara pada perubahan budaya atau cara berbelanja yang dulu lazim dilakukan sebelum adanya pandemi COVID-19.

Hal itu dikatakan Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin. Ia mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan penataan dengan konsep Pasar Tangguh yang menekankan pada perubahan cara berbelanja masyarakat di pasar yang salah satunya adalah menghindari transaksi pembayaran dengan kontak langsung antara penjual dan pembeli.

“Sekarang cara atau budaya itu diubah. Pembayaran dialihkan menggunakan nampan. Pembeli menaruh uang di nampan, lalu jika ada uang kembalian juga diletakkan di nampan itu,” ujar Muhibuddin.

Read More

Dengan cara tersebut, diharapkan tidak ada interaksi langsung atau sentuhan tangan antara pembeli dengan pedagang. Paling tidak, cara tersebut bisa meminimalisir kontak fisik.

“Ini sudah mulai kita sosialisasi dan terapkan di pasar-pasar yang kita kelola, termasuk di dua pasar tangguh yakni di Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo,” terangnya.

Dalam konsep Pasar Tangguh ini, di stan pasar juga dipasangi tirai plastik. Tirai ini digunakan sebagai pembatas interaksi antara pembeli dengan pedagang.

“Memang belum semua stan ada tirai plastiknya, namun kami berharap ke depan secara bertahap semua stan bisa menerapkan ini,” tambah Muhibuddin.

Selain itu, jumlah pengunjung pasar juga akan dibatasi. Jika kondisi di dalam pasar sudah ramai, maka pengunjung lain yang hendak masuk distop dulu.

Karena itu, Muhibuddin mengimbau agar pembeli membawa daftar belanjaan. Sehingga saat ke pasar pembeli tidak bingung lagi hendak membeli apa. Dengan membawa daftar belanjaan, hal itu juga akan mempengaruhi lama atau tidaknya berada di pasar.

“Dengan daftar belanjaan, belanjanya cukup 30 menit,” imbuh pria berkacamata ini.

Pasar Tangguh di Surabaya Gunakan Nampan untuk Transaksi Jual Beli

Tidak hanya itu, di Pasar Tangguh juga diterapkan one way. Maksudnya, ada pengaturan arah pengunjung atau pembeli di dalam pasar. Misalnya, di pasar diterapkan jalan searah yang diaplikasikan dengan pemasangan petunjuk arah di lantai pasar. Selain itu, pintu masuk dan pintu keluar pasar dibuatkan sekat atau jarak pemisah.

“Agar ada physical distancing dan tidak ada pengunjung yang saling berpapasan,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, di Pasar Tangguh juga dibentuk tim khusus atau satgas. Satgas ini adalah kolaborasi antara pengelola pasar dengan pedagang. Mereka memiliki job description yang sama pula dengan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, yaitu sebagai Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani.

“Kita libatkan pedagang karena mari bersama-sama menjaga pasar. Ini tugas kita bersama,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *