Rolasnews.com – Salinitas tanah merupakan salah satu ancaman bagi keberlanjutan pertanian hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia. Sebab itu diperlukan strategi pengelolaan produksi tanaman pangan yang tepat guna meningkatkan produktivitas lahan salin.
Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S dalam pidato pengukuhannya sebagai profesor bidang Ilmu Ekologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB), menjelaskan, salinitas tanah merupakan proses meningkatnya kadar garam mudah larut di dalam tanah sehingga mengakibatkan terbentuknya tanah salin.
Menurutnya, salinitas pada tanah di Indonesia umumnya terjadi di lahan pertanian dekat pantai, yang disebabkan oleh intrusi air laut sebagai akibat meningkatnya permukaan air laut karena perubahan iklim.
“Selain itu pencemaran limbah, dan eksploitasi air tanah juga merupakan penyebab terjadinya salinitas tanah,” sebutnya.
Pada tanaman yang mengalami cekaman salinitas, biasanya ditandai dengan penurunan pertumbuhan dan hasil. Hal ini disebabkan kadar garam tinggi dan turunnya potensial air tanah, sehingga menghambat penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman.
Karena itu perlu upaya peningkatan hasil per satuan luas lahan yaitu dengan meningkatkan Nilai Kesetaraan Lahan (NKL), melalui pengaturan pola tanam yang tepat.
“Agar lahan yang mengalami salinitas dapat dimanfaatkan untuk produksi tanaman dengan hasil tinggi, maka perlu penanganan secara simultan baik dari sisi pendekatan tanaman atau pendekatan modifikasi lingkungan,” tuturnya.
Disampaikan Prof Nurul, upaya penanggulangan secara terpadu yang dapat diaplikasikan pada lahan salin, diantaranya dengan pengembangan varietas tanaman yang relatif toleran yang mampu tumbuh dan berproduksi tinggi pada lahan salin. Kemudian dengan pemanfaatan bakteri endemik salin yang dapat membantu meningkatkan toleransi tanaman.
Baca Juga :
Profesor Ani Kembangkan Sensor Elektrokimia untuk Deteksi Residu Pestisida
Selain itu juga perlu perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, melalui aplikasi amelioran baik berupa mineral maupun bahan organik. Serta pengaturan pola tanam, untuk meningkatkan produktivitas lahan salin per satuan melalui peningkatan nilai NKL.
“Harapan pengembangan penelitian ke depan adalah bagaimana produktivitas lahan sub-optimal ini lebih ditingkatkan dengan teknik-teknik secara multidisiplin,” ucapnya.
Misalnya di bidang Pemuliaan Tanaman melalui pemilihan dan perakitan varietas tanaman yang toleran. Kemudian di bidang Bioteknologi dan Molekuler dengan aplikasi mikroorganisme toleran salin untuk meningkatkan ketahanan tanaman pada kondisi stres salin. Di bidang Ilmu Tanah dengan penggunaan amelioran organik dan anorganik, serta bioremediasi.
“Di bidang Pemetaan Lahan dan modeling menggunakan Geographic Information System (GIS) juga diperlukan untuk mengetahui ditribusi lahan salin. Serta di bidang Ilmu Sosial Budaya, dengan meningkatkan kedasaran petani dan mempertimbangkan aspek sosial budaya petani setempat, ” tutupnya.
Sementara itu disebutkan, Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S merupakan profesor aktif ke-42 dari Fakultas Pertanian, profesor aktif ke-198 di UB, serta ke-282 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. (ANC)