Hanya Berselisih Hari, 2 Saudara Kembar Meninggal Karena COVID-19

Kisah Tragis Saudara Kembar yang Tak Pernah Pisah Sejak Kecil, Sama-Sama Meninggal Karena COVID-19
(Cleon dan Leon Boyd, dua saudara kembar yang sama-sama meninggal akibat COVID-19. Photo Courtesy : Kate Mills Photography/People)
Rolasnews.com – Virus corona menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Di negara adidaya seperti Amerika Serikat, COVID-19 telah merenggut korban lebih dari 300 ribu jiwa. Dari ratusan ribu korban tersebut, dua di antaranya adalah saudara kembar yang tak pernah berpisah sejak kecil. Sampai-sampai ajal pun menjemput mereka nyaris bersamaan, hanya berselisih hari.

Dua saudara kembar identik, Cleon and Leon Boyd, tidak pernah terpisah jauh. Mereka melakukan apapun bersama-sama. Baik bermain musik, membuat sirup, bahkan berlibur ke Vermont untuk bermain ski. Kebersamaan mereka pun terus berlanjut saat keduanya sama-sama terjangkit virus corona.

“Mereka melalukan segala sesuatu bersama-sama. Meninggalnya pun juga hampir bersamaan,” kata ipar mereka, Janet Boyd seperti yang dilansir oleh mingguan People.

Read More

Kepergian dua saudara kembar ini hanya berselisih enam hari. Cleon meninggal pada 3 April dan Leon pada 9 April 2020. Keduanya berusia 64 tahun saat meninggal.

Keduanya bersaudara ini sama-sama memiliki sosok karismatik, dimana semua orang di lingkungan mereka, yaitu di bagian selatan Vermont, AS, sangat menyukai mereka. Mereka tinggal di kawasan perbukitan dan dibesarkan bersama dengan empat saudara kandung mereka lainnya. Peternakan yang terletak di Dover tersebut memelihara sapi, ayam, babi dan angsa.

Namun, saat mereka dewasa, keduanya menjadi operator alat berat untuk beberapa perusahaan. Mereka juga sering bertugas mengeruk es yang terdapat di resor ski Mount Snow. Dalam video yang direkam di tahun 2018, Cleon mengaku sangat bangga dengan pekerjaan tersebut.

Salah satu pejabat penting di negara bagian Vermont, Laura Sibilia, mengatakan bahwa kedua saudara kembar tersebut sangat disukai banyak orang.

“Mereka ramah, murah senyum dan suka menolong. Mereka adalah orang-orang baik,” ujarnya.

Sibilia melanjutkan bahwa ia sering bertemu mereka saat sedang ke kafe. Mereka kerap menunjukkan kepiawaian bermusik di pub lokal.

Keluarga dekat mereka sempat tidak menyangka bahwa keduanya terpapar virus corona. Padahal, mereka berdua sempat berkumpul bersama keluarga besar untuk membuat sirup mapel dalam jumlah besar. Saat itu adalah bulan Maret, dimana masih belum banyak warga AS yang positif terinfeksi virus corona.

Anggap Pandemi Hoaks, Influencer asal Ukraina Meninggal Akibat COVID-19

Pimpinan redaksi People, Dan Wakeford mengatakan bahwa edisi People di akhir tahun akan mengulas mereka yang meninggal karena COVID-19.

“Saat akhir tahun, kami akan mengenang mereka yang meninggal karena COVID 19,” jelasnya.

“Tidak ada majalah lain yang dapat mengulas semua tentang korban pandemic. Karena itulah, kami ingin menuliskan kisah nyata dari korban COVID-19, masing-masing dari satu negara bagian,” tegas Wakeford. (NAY)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *