HIRARKI, Hidroponik Serbaguna Berbasis IoT Kreasi 3 Mahasiswa ITS

HIRARKI, Hidroponik Serbaguna Berbasis IoT Kreasi 3 Mahasiswa ITS
(Desain HIRARKI, hidroponik serbaguna buatan mahasiswa Teknik Instrumentasi ITS. Photo Courtesy : Humas ITS)
Rolasnews.com – Metode tanam hidroponik yang kini marak diterapkan di perkotaan, masih banyak digunakan terbatas hanya untuk satu jenis tanaman. Berangkat dari permasalahan tersebut, ketiga mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi alat hidroponik serbaguna berbasis Internet of Things (IoT).

Mereka adalah Dewi Sugiharti Ningrum, Yeni Dwi Cahyani, dan Mochamad Royan Nasrulloh.

Menurut Dewi Sugiharti Ningrum, ketua tim, hidroponik serbaguna rancangan timnya ini berbeda dengan yang ada sekarang, sebab dapat diterapkan untuk semua jenis tanaman. Selain itu hidroponik miliknya ini juga dilengkapi dengan teknologi IoT.

Read More

“Sehingga kami memberi nama hidroponik rancangan kami dengan sebutan HIRARKI,” ujarnya.

Lebih lanjut, mahasiswi kelahiran tahun 2000 ini menyebutkan, HIRARKI merupakan akronim dari Hidroponik Serbaguna Berbasis Internet of Things. Dikatakan serbaguna sebab hidroponik ini dapat melakukan pengaturan nutrisi dan debit air untuk berbagai macam tanaman secara otomatis.

“Hal ini dikarenakan HIRARKI memiliki sistem database terkait nutrisi dan debit air tanaman,” jelasnya.

3 Mahasiswa ITS penggagas HIRARKI
(Ki-ka: Dewi Sugiharti Ningrum, Mochamad Royan Nasrulloh, dan Yeni Dwi Cahyani saat menunjukkan HIRARKI rancangannya. Photo Courtesy : Humas ITS)

Lanjut Dewi, HIRARKI juga dilengkapi dengan beberapa elemen otomatis seperti pompa air dengan motor servo sebagai aktuatornya (perangkat mekanis untuk mengontrol sistem, red). Selain itu juga terdapat arduino uno yang berfungsi sebagai kontroler.

“Sistem kerja elemen tersebut lebih pada aksi ketika tidak sesuai dengan target hidroponik yang sudah ditentukan,” jelas mahasiswi angkatan 2018 ini.

Dewi menambahkan, hidroponik buatannya ini juga dipasang sensor TDS meter dan flowmeter FS300a. Sensor TDS sendiri digunakan untuk mengukur nutrisi yang terkandung dalam air berupa ppm, sedang flowmeter FS300a berfungsi untuk mendeteksi laju aliran air yg dipompakan ke hidroponik. Sehingga proses pemberian nutrisi dan air pada tanaman di HIRARKI dilakukan secara otomatis.

Tidak hanya itu, HIRARKI juga memiliki aplikasi untuk mengontrol sistem yang dilakukan dengan beberapa fitur di dalamnya. Terdapat empat fitur utama yakni pilih tanaman, monitoring nutrisi, monitoring laju aliran, dan monitoring pendeteksi hama.

“Dengan satu klik saja kita bisa memantau tanaman yang kita tanam di HIRARKI,” imbuhnya.

Pada sistem aplikasinya nanti, pengguna akan dapat memilih tanaman apa yang akan ditanam. Ketika sudah memilih tanaman, maka aktuator pada HIRARKI akan secara otomatis menyesuaikan nutrisi dan debit air sesuai database mengenai tanaman yang telah dipilih. Sehingga tingkat keberhasilan tumbuhnya suatu tanaman akan lebih besar dengan pemberian nutrisi dan air yang tepat.

Desain aplikasi HIRARKI
(Desain aplikasi HIRARKI sebagai monitoring sistem hidroponik. Photo Courtesy : Humas ITS)

Saat ditanya keunggulan HIRARKI, alumnus SMAN 5 Surabaya ini menyebutkan bahwa hidroponik buatannya ini memiliki keunggulan dibanding hidroponik lainnya yakni satu alat untuk semua jenis tanaman. Sebab dengan HIRARKI semua tanaman dapat diotomatisasi oleh sistem dalam pemberian nutris dan air.

Selain itu, dengan adanya fitur monitoring pendeteksi hama dapat meminimalisir tanaman yang ditanam mati dengan adanya peringatan dini.

“Sistem ini akan memberikan notifikasi jika terdapat lebih dari 10 persen hama menyerang tanaman di hidroponik,” ungkap mahasiswi kelahiran Surabaya ini.

ITS Sosialisasikan Metode Hidroponik Termutakhir untuk Warga Keputih Surabaya

Jerih payah selama empat bulan tersebut akhirnya berbuah manis. Tim bimbingan dosen Dr Ir Totok Soehartanto DEA ini telah berhasil meraih juara ketiga pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Agrifasco yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB, minggu lalu. Pada kompetisi ini, Dewi dan tim berhasil mengungguli 10 finalis lainnya yang terseleksi dari 63 paper nasional.

Melalui karyanya ini, Dewi berharap dengan adanya alat ini akan membantu petani tetap produktif di daerah perkotaan. Sehingga masyarakat dapat mengoptimalkan lahan sempit untuk bercocok tanam. Dengan demikian, apabila jumlah hidroponik yang dimiliki sudah banyak maka dapat dibuka agrowisata tanaman hidroponik sekaligus memperkenalkan kemajuan teknologi yang ada.

Harapannya, ke depan alat hidroponik serbaguna buatan Dewi dan tim ini dapat diimplementasikan serta dapat mendukung terciptanya smart and sustainable farming di Indonesia.

“Dengan begitu Indonesia dapat memiliki ketahanan pangan yang tinggi,” pungkasnya. (TON/HUMITS)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *