Pakar Unair ini Dukung Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

Pakar Unair ini Dukung Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan
Guru Besar Unair, Prof. Dr. Tuti Budirahayu. (Ist)

Rolasnews.com – Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Tuti Budirahayu, menyambut positif wacana Kementerian Agama Republik Indonesia untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadhan. Menurutnya, kebijakan ini memiliki banyak manfaat, terutama dalam penguatan karakter siswa dan mempererat ikatan keluarga.

Prof. Tuti berpendapat bahwa kebijakan tersebut dapat memberi kesempatan bagi anak-anak untuk beribadah dengan tenang di rumah atau di masjid, sekaligus memperkuat penguatan jiwa atau rohani siswa.

Read More

“Dari sisi penguatan karakter, anak-anak dapat beribadah dengan tenang di rumah atau di masjid. Ini menjadi pelajaran berharga bagi siswa, terutama dalam hal penguatan jiwa atau rohani. Selain itu, ikatan antara anak dan orang tua serta keluarga akan semakin kuat,” ujar Prof. Tuti pada Selasa (7/1/2025).

Namun, kebijakan ini tentu akan berdampak pada aspek pendidikan dan akademik.

Prof. Tuti menilai libur Ramadhan dapat menjadi kesempatan bagi siswa untuk memperkuat nilai sosial dan moral.

“Jika libur ini dimanfaatkan dengan baik, bisa meredam perilaku negatif seperti kekerasan atau bullying yang sering terjadi di sekolah,” tambahnya.

Meski demikian, ia juga mengingatkan potensi dampak negatif terhadap aspek akademik, karena libur panjang dapat menghambat pencapaian target pendidikan.

Sebagai solusi, Prof. Tuti menyarankan penambahan jam belajar sebelum atau setelah libur, atau dengan mengalihkan kegiatan belajar selama Ramadhan ke bentuk penugasan yang bisa dikerjakan di rumah dengan jadwal yang lebih fleksibel.

Selain itu, Prof. Tuti juga mengungkapkan tantangan yang mungkin muncul, seperti pengelolaan kurikulum dan siswa non-Muslim selama libur panjang.

“Namun, hal itu bisa diatasi dengan pembelajaran daring, dengan catatan beban belajar tidak terlalu banyak dan tidak mengganggu ibadah siswa,” jelasnya.

Sekolah berbasis non-agama, menurutnya, bisa memilih mengikuti libur Ramadan atau mengatur jadwal mereka sendiri.

Prof. Tuti menambahkan pentingnya kerja sama yang erat antara guru dan orang tua untuk menjaga ritme belajar siswa selama Ramadan.

“Kerja sama yang kuat antara guru dan orang tua sangat penting untuk memastikan pemantauan dan evaluasi hasil belajar siswa efektif. Pengalaman pembelajaran daring selama pandemi bisa menjadi acuan dalam menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh,” pungkasnya. (RED)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *