Rolasnews.com – Tongkat kepemimpinan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Malang kembali berganti. Jika sebelumnya posisi tersebut dijabat Anak Agung Gde Krisna, kini digantikan oleh Robertus Bartholomeus Danang Yudiawan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Pemasyarakatan Gorontalo.
Selama menjabat sebagai Kalapas Kelas 1 Malang, banyak prestasi dan juga inovasi-inovasi yang telah ditorehkan Agung Gde Krisna. Diantaranya hadirnya Museum penjara Lowokwaru, layanan penitipan barang drive thru, cafe Jagongan Jail, serta Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) L’SIMA Ngajum, penataan ulang Klinik Pratama Paricara.
Ditemui usai acara pisah sambut di Lapas Kelas 1 Malang, Anak Agung Gede Krisna yang kini menjabat sebagai kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumatra Utara tersebut mengaku sangat terkesan dengan sinergitas yang ditunjukkan antara masyarakat, pemerintah dan juga aparatur penegak hukum yang ada di Malang.
“Kesan saya selama 1 tahun 4 bulan 23 hari mengabdi di Malang, masyarakatnya luar biasa, pemerintahnya luar biasa, aparatur penegak hukumnya juga sangat luar biasa senerginya. Semua capaian kinerja kami itu tidak lepas dari kerjasama kami dengan mereka yang terus saling mendukung satu dengan yang lain,” ujarnya, Selasa (23/3).
“Harapan saya, kedepan sinergitas ini akan terus berlangsung dengan Lapas Kelas 1 Malang,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan Agung, Danang Yudiawan sebagai Kalapas Kelas 1 Malang yang baru telah sepakat untuk melanjutkan program-program yang belum berjalan dan yang perlu dikembangkan.
“Kami sudah sampaikan detail ke beliau, mana program yang belum berjalan dan perlu dikembangkan. Salah satunya program pengembangan SAE L’Sima Ngajum yang masih berjalan pada tahap pertama,” ucapnya.
Ia menambahkan, saat ini yang baru dikembangkan masih sekitar 1,5 hektar dan masih banyak lain yang harus dikembangkan kalapas yang baru.
Lapas Kelas 1 Lowokwaru Malang Resmi Miliki Museum Pendjara
Lebih lanjut Agung kembali menegaskan bahwa semua catatan prestasi dari Lapas Malang bukan merupakan hasil karya Agung Krisna semata, tapi juga merupakan hasil karya semua pihak termasuk teman-teman media.
“Kalau teman-teman media tidak memberitakan, maka masyarakat tidak akan tahu prestasi dan kondisi Lapas Kelas 1 Malang,” tandasnya.
Sementara itu Danang Yudiawan sebagai Kalapas Kelas 1 Malang yang baru, mengaku siap untuk melanjutkan sekaligus mengembangkan program-program maupun inovasi yang telah dibuat Kalapas sebelumnya.
“Hanya ada tiga pilihan, maju, maju, dan maju. Saya siap melanjutkan semua program yang ada di sini, dan saya mohon bantuan dan juga dukungan dari berbagai pihak. Karena tanpa adanya sinergitas yang baik dari berbagai pihak, semua program tidak akan bisa berjalan dengan baik,” ucapnya. (ANC)