Rolasnews.com – Bertempat di Aula Kampus I, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali mengukuhkan dua orang guru besar (profesor) yakni Prof. Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT dan Almarhum Prof. Dr. Ir. Kustamar, MT. Keduanya saat ini tercatat sebagai guru besar ke-7 dan ke-8 yang dimiliki ITN.
Dalam pidato ilmiahnya berjudul ‘Optimalisasi Penetrasi Pembangkitan Energi Baru Terbarukan (EBT) ke Grid dengan Kendali FACT berbasis AI’ Prof Made mengatakan, saat ini EBT semakin gencar dikembangkan oleh banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia. Pemerintah melalui rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) pada 2019-2028 menargetkan bauran EBT mencapai 23 persen pada 2025 dan akan meningkat menjadi 31 persen pada 2050.
“Sementara bauran energi minyak bumi akan menurun menjadi sekitar 20 persen pada 2050,” ucapnya, Sabtu (20/3).
Karenanya menurut Prof Made, semua pihak termasuk perguruan tinggi harus turut berkontribusi mendorong agar target bauran EBT pemerintah bisa tercapai sehingga dapat mengoptimalkan rasio elektrifikasi demi meningkatkan perekonomian Indonesia.
Disamping itu untuk mewujudkan keharmonisan pembangunan dengan kesejahteraan ekonomi, maka perlu didorong pemanfaatan energi primer setempat yang melimpah dengan salah satunya prioritas pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
“Tapi tentunya pemanfaatan PLTB tersebut harus tetap memperhatikan aspek teknis, ekonomi, dan keselamatan lingkungan,” urainya.
Lebih lanjut disampaikan Prof Made, ketertarikannya pada renewable energi tersebut sejalan dengan kampus 2 ITN yang telah menahbiskan diri sebagai kampus hijau.
“Sekarang sudah mulai ada tindak lanjutnya EBT di kampus 2 ITN dengan memasang panel Surya PLTS. Semoga ke depan hal ini bisa menjadi awal yang bagus untuk riset-riset di bidang energi baru terbarukan. Ini adalah bidang penelitian yang bisa menjadi mercusuarnya ITN ke depan,” tegasnya.
Wujudkan Kampus Eco Green, Pembangunan PLTS di ITN Malang Mulai Dikerjakan
Sementara itu rektor ITN, Prof.Dr.Eng.Ir Abraham Lomi, MSEE, mengatakan, selain kedua guru besar yang dikukuhkan pada hari ini, ia berharap beberapa dosen ITN lainnya bisa segera menyusul untuk dikukuhkan sebagai guru besar pada waktu yang akan datang.
“Memang sekarang ini ada dua orang yang dalam proses dan kami masih menunggu. Mudah-mudahan kami bisa segera mendapatkan surat keputusan tentang penetapan sebagai guru besar. Dan memang dalam 2-3 tahun ke depan ini ada beberapa orang juga yang sudah saatnya untuk melakukan proses pengajuan usulan menjadi guru besar,” sebutnya.
Selain itu disampaikan Prof Lomi, berdasarkan surat menteri pendidikan Negeri pada waktu itu mengatakan bahwa seseorang yang bisa dikukuhkan sebagai guru besar apabila dia memiliki pendidikan terakhir doktor. Karenanya ITN sejak tahun 2000 berupaya keras untuk menyekolahkan dosennya ke jenjang studi S3.
Saat ini ITN sudah memiliki dosen dengan kualifikasi doktor lebih dari 30 persen.
“Sekarang ada dosen-dosen kita yang sedang menempuh pendidikan doktor di berbagai perguruan tinggi, baik yang di dalam maupun luar negeri. Dan kita berharap pada dua tahun kedepan ada beberapa staf kita yang akan mengikuti pendidikan doktor atau S3,” pungkasnya. (ANC)