Perusahaan Teknologi dan Penyedia Layanan Medsos Sepakat Perangi Misinformasi Terkait COVID-19

Perusahaan Teknologi dan Penyedia Layanan Medsos Sepakat Perangi Misinformasi Terkait COVID-19
(Beberapa perusahaan teknologi dan penyedia layanan media sosial sepakat untuk memerangi unggahan misinformasi yang berkaitan dengan COVID-19. Foto : Ist)
Rolasnews.com – Misinformasi yang banyak beredar di platform media sosial dianggap sudah dalam taraf membahayakan. Selain berpotensi menimbulkan kerawanan sosial, berita-berita hoaks terkait COVID-19 yang tersebar hingga lintas benua juga menempatkan kesehatan masyarakat global dalam resiko serius.  

Desakan otoritas kesehatan dan para pakar yang menyuarakan agar perusahaan teknologi penyedia layanan medsos meningkatkan kepedulian mereka terhadap informasi-informasi ngawur mengenai COVID-19, akhirnya mendapat respon positif.

Facebook, Google, Twitter dan sejumlah perusahaan teknologi lainnya, mengatakan saat ini mulai menggunakan algoritma dan aturan baru serta peringatan keras untuk membendung arus misinformasi berbahaya mengenai wabah Corona.

Read More

Iklan-iklan tak bertanggung jawab serta semburan teori-teori konspirasi yang bersifat otak atik gatuk, juga termasuk yang berusaha dieliminasi dari kemunculannya di medsos dan mesin pencari.

“Syukurlah mereka mau peduli,” kata Andy Pattison, manajer solusi digital WHO, Organisasi Kesehatan Dunia di bawah naungan PBB.

Pattison sudah hampir dua tahun ini mendesak Facebook untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap informasi keliru yang kerap diunggah kelompok anti-vaksinasi.

Bersama timnya, Pattison juga menandai berbagai informasi tentang Virus Corona yang menyesatkan. Tak jarang ia melobi langsung agar informasi-informasi tersebut dihapus dari Facebook, Google dan Youtube. Pasalnya, jika dibiarkan hal ini dapat berakibat fatal.

Baca Juga : Sekjen PBB Sebut Informasi Ngaco Soal Covid-19 Juga Wajib Diperangi

Bulan lalu, media di Iran melaporkan tak kurang dari 300 orang meninggal dan 1.000 lainnya dilarikan ke rumah sakit setelah menenggak metanol, yang dikampanyekan di medsos sebagai penawar yang cespleng mengatasi Corona.

DI Arizona, AS, seorang lelaki juga dilaporkan meninggal setelah mengkonsumsi kloroquin fosfat, yang sempat digembar gemborkan Presiden Donald Trump sebagai obat mujarab untuk COVID-19. Padahal para ahli kesehatan sudah mengingatkan bahwa obat itu belum terbukti aman dan efektif, salah-salah malah bisa mengakibatkan kematian jika dikonsumsi berlebihan.

Beberapa hari kemudian, Twitter dan Facebook segera menghapus misinformasi yang berbahaya tersebut. Langkah ini juga diikuti oleh Youtube.

Youtube menghapus video yang mengklaim bahwa Virus Corona disebabkan oleh jaringan nirkabel 5G. Video yang diunggah pekan lalu ini telah ditonton ratusan ribu pengunjung. Sementara mesin pencari Google mengarahkan kata kunci “5G” dan “Virus Corona” ke informasi yang lebih kredibel, atau setidaknya menegasikan misinformasi sebelumnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *